top of page

5 Permasalahan Pariwisata yang Bisa Diatasi dengan Augmented Reality dan Virtual Reality



Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting bagi banyak negara, namun seringkali menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dapat menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam industri ini. Berikut adalah lima permasalahan pariwisata yang bisa diatasi dengan AR dan VR:


1. Keterbatasan Akses ke Destinasi Wisata

Beberapa destinasi wisata yang menarik seringkali sulit dijangkau oleh wisatawan karena faktor geografis, infrastruktur, atau keterbatasan fisik. AR dan VR memungkinkan wisatawan untuk "mengunjungi" lokasi-lokasi tersebut secara virtual. Dengan VR, wisatawan dapat merasakan pengalaman mendalam seolah-olah mereka berada di tempat tersebut, meskipun sebenarnya berada di rumah. AR juga dapat menambahkan elemen virtual pada lingkungan sekitar mereka, membuat pengalaman wisata menjadi lebih kaya dan interaktif.


2. Kurangnya Informasi dan Edukasi di Situs Wisata

Di banyak lokasi wisata, informasi yang tersedia tentang sejarah, budaya, atau keunikan tempat tersebut seringkali terbatas. AR dapat digunakan untuk menampilkan informasi tambahan secara langsung di perangkat mobile atau kacamata AR saat wisatawan menjelajahi lokasi wisata. Misalnya, dengan mengarahkan kamera ke suatu objek, wisatawan dapat melihat deskripsi, video, atau animasi yang menjelaskan sejarah dan arti penting objek tersebut. Ini tidak hanya meningkatkan pengalaman wisatawan, tetapi juga memperkaya pengetahuan mereka tentang tempat yang dikunjungi.


3. Overtourism dan Kerusakan Lingkungan

Overtourism adalah masalah serius di banyak destinasi populer, di mana jumlah wisatawan yang terlalu banyak mengakibatkan kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas pengalaman wisata. Dengan memanfaatkan VR, wisatawan dapat diarahkan untuk mengunjungi tempat-tempat alternatif secara virtual, mengurangi tekanan pada lokasi yang terlalu ramai. Selain itu, AR dapat digunakan untuk mengedukasi wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memberikan panduan tentang praktik wisata berkelanjutan.


4. Kurangnya Pengalaman yang Menarik dan Interaktif

Wisatawan modern seringkali mencari pengalaman yang lebih interaktif dan menarik, bukan sekadar berkunjung dan mengambil foto. AR dan VR dapat menciptakan pengalaman wisata yang lebih menarik dengan menambahkan elemen gamifikasi atau interaksi digital. Misalnya, wisatawan dapat berpartisipasi dalam tur virtual yang dipandu oleh karakter animasi, atau menggunakan aplikasi AR untuk "menangkap" artefak virtual yang tersembunyi di sekitar situs wisata. Ini tidak hanya menambah keseruan, tetapi juga meningkatkan keterlibatan wisatawan dengan lokasi yang dikunjungi.


5. Keterbatasan dalam Memasarkan Destinasi Wisata

Banyak destinasi wisata yang kurang dikenal atau tidak memiliki anggaran pemasaran yang besar untuk menarik wisatawan. AR dan VR dapat menjadi alat pemasaran yang sangat efektif dengan biaya yang relatif rendah. Melalui konten VR, destinasi dapat dipromosikan secara global, memungkinkan calon wisatawan untuk "mencoba sebelum membeli" dengan merasakan pengalaman virtual. Konten AR juga dapat digunakan dalam kampanye pemasaran untuk membuat iklan yang lebih menarik dan interaktif, menarik perhatian calon wisatawan.


MOLCA adalah perusahaan AR, VR  dan Metaverse terkemuka di Indonesia. Dengan mengintegrasikan teknologi AR dan VR, industri pariwisata bersama MOCLA dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada, sekaligus menciptakan pengalaman baru yang menarik dan berkesan bagi wisatawan. Implementasi teknologi ini tidak hanya membantu dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, tetapi juga membuka peluang baru untuk pengembangan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Segera hubungi MOLCA untuk mendapatkan solusi-solusi pariwisata tersebut.


Comments


bottom of page